Kamis, 04 Februari 2010

Percaya Ramalan???

"Barangsiapa yang mendatangi tukang ramal lalu bertanya kepadanya tentang sesuatu, maka tidak diterima sholatnya selama 40 hari”
(Hadist Riwayat Muslim)
Mitos, ramalan nasib dan hal – hal gaib lainnya sangat sering dijumpai dalam kehidupan sehari – hari. Mitos adalah keyakinan dari zaman dahulu yang biasanya tidak masuk akal. Sedangkan ramalan adalah prediksi nasib di masa depan. Banyak cara untuk meramal, misalnya dengan zodiak, shio, garis tangan, kartu tarot, bola kristal dll. Ramalan itu sendiri disampaikan dengan cara yang begitu halus seprti melalui majalah, tabloid, TV, dan internet.

Efek – efek dari mitos dan ramalan:
1.Membuat orang tersugesti. Sugesti adalah pengaruh yang dapat menggerakkan hati. Sugesti ini bisa membuat orang menjadi reaktif karena terlalu percaya kepada ramalan dan akan mempengaruhi tingkah laku, sikap, dan keyakinan
2.Membuat stress. Stress ini dapat timbul karena memikirkan sesuatu yang belum terjadicontohnya, jika seseorang diramal akan bernasib sial maka ia akan stress dan ketakutan sehingga tidak berani melakukan apapun.
3.Bergantung dan berharap kepada ramalan. Ini adalah efek yang paling berbahaya karena membuat orang melupakan tempat bergantung yang seharusnya, yaitu Allah. Seharusnya disadari bahwa hanya kepada Allah tempat untuk meminta. Konsekuensi hal ini sangat berat karena berarti menduakan keyakinan kepada Allah.
Jika seseorang sangat mempercayai suatu ramalan, tidak mustahil Allah akan membuat ramalan itu menjadi benar.
Jika mempercayai suatu ramalan apakah akan langsung dikatakan syirik, bukankah itu hanya dosa kecil?
Syirik terbagi 2 yaitu:
1.Syirik besar. Secara terang-terangan menyekutukan Allah
2.Syirik kecil. Syirik semacam ini biasanya dilakukan oleh umat Islam sendiri contoh : bersumpah kepada selain Allah, menggantungkan jimat, mantra, sihir, ramalan, riya.
Mempercayai ramalan itu termasuk syirik kecil, namun perlu diingat syirik kecil tetaplah perbuatan yang mempersekutukan Allah, jadi mulai sekarang tinggalkanlah hal-hal yang demikian.

Menurut Dr. Yusuf Qardhawi, cendekiawan muslim asal Qatar, ramalan bintang adalah ilmu rekaan yang menghubung-hubungkan pergerakan bintang dalam sistem tata surya dengan sesuatu yang akan terjadi kemudian di kehidupan manusia. Menurut Islam, bintang-bintang itu adalah sebagian dari makhluk Allah SWT yang tunduk akan sunnah-Nya. Jadi orang yang mempercayai ramalan bintang sebagai sesuatu yang benar, maka ia termasuk orang yang kufur. Dalam sebuah hadis Nabi dijelaskan, “Barang siapa mendatangi ahli nujum, kemudian ia mempercayai terhadap apa-apa yang diucapkan, maka ia telah kafir terhadap apa yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW.” (HR Al Bazzar)
Persoalan nasib, jodoh, rezeki, mati, dan hari baik itu hanyalah Allah SWT. Manusia diberikan kesempatan oleh Allah untuk merencanakan dan berusaha semaksimal mungkin. Artinya, kita bisa merancang masa depan nasib, jodoh, rezeki, kecuali mati dengan kemampuan yang baik pula. Kalau sudah berusaha maksimal, baru tawakal kepada Allah agar tidak menjadi hamba yang sombong.
Berdasarkan Syariah Islam, haram hukumnya bagi kita untuk berkonsultasi atau mencari tahu nasib/masa depan kita baik itu ke tukang ramal ataupun ahli perbintangan. Sebagai seorang Muslim kita yakin bahwa Allah SWT sajalah yang mengetahui hal-hal yang tak terlihat. Pengetahuan yang benar dan lengkap tentang masa depan hanya dimiliki oleh Allah SWT, Allah Maha Mengetahui yang berfirman dalam Al-Qur'an, " Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok" (Luqman 31:34).
Meramal lewat tangan bukanlah ilmu pengetahuan; hal itu hanya tebakan dan spekulasi akan masa depan yang tidak memiliki dasar ilmu pengetahuan. Islam menentang hal ini, sama seperti Islam menentang segala bentuk takhayul dan praktek-praktek lainnya yang irasional. Begitu banyak 'sakit' yang dihubungkan dengan ilmu ramal: Hal ini bisa menyebabkan rasa malas dan mendorong pihak tertentu memanfaatkan orang-orang yang gampang percaya dan akhirnya mudah untuk ditipu. Salah satu doa Nabi Muhammad SAW adalah: "Ya Allah, Jauhkan saya dari sifat kikir, tidak berdaya, malas dan pengecut."
Karena meramal itu berarti membicarakan hal-hal yang gaib (hal-hal yang hanya diketahui oleh Allah SWT) bukan hanya tebakan maka hal tersebut sangat bertentangan dengan tauhid dalam Islam yang mana tauhid adalah dasar dalam Islam. Untuk itu Nabi Muhammad SAW telah mengingatkan kita semua akan praktik-praktik semacam itu, beliau bersabda : ""Barangsiapa yang mendatangi seorang peramal [termasuk tukang ramal lewat tangan, membaca kartu tarot dll lalu
mempercayai apa yang dia ramalkan, maka ia telah kufur terhadap wahyu
yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam ."
(HR. Tirmidzi, Abu Dawud, Ibnu Majah dan Ahmad)
Beliau juga bersabda, "Barangsiapa yang mendatangi tukang ramal lalu
bertanya kepadanya tentang sesuatu, maka tidak diterima sholatnya
selama 40 hari (Hadist Riwayat Muslim)."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar